STC berkontribusi dengan memberikan sumber daya teknologi dan bahan biofuel alternatif ke Lombok Biomass Energy Initiative

Selama beberapa dekade terakhir, Lombok telah menghadapi beberapa ancaman yang saling terkait dengan intensitas lanskap pasokan energinya, keamanan air, dan ekonomi lokal. Sebelum dekade terakhir, minyak tanah berfungsi sebagai sumber bahan bakar utama untuk keperluan rumah tangga dan pemrosesan pertanian.

Tujuan utama Inisiatif Energi biomassa di Lombok adalah untuk membangun rantai pasokan yang berkelanjutan untuk proses produksi, pemrosesan, dan pemasaran energi biomassa untuk keperluan rumah tangga dan industri pedesaan di Lombok. Untuk membantu tujuan pemerintah Indonesia menghilangkan minyak tanah bersubsidi, STC bekerja dengan Lombok Initiative untuk mengembangkan biofuel alternatif dan membangun rantai pasokan berkelanjutan untuk produksi, pemrosesan dan pemasaran energi biomassa untuk keperluan rumah tangga dan industri pedesaan di Lombok

STC berhasil menunjukkan kelayakan teknis dan keuangan dari Palm Oil Kernel Shells (POKS) Indonesia dari Sumatra dan Kalimantan dan kulit kemiri dari Lombok dan Nusa Tenggara TImor provinsi (NTT) sebagai alternatif bahan bakar nabati biofuel untuk menciptakan peluang pendapatan bagi petani, membantu meringankan kemiskinan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mempromosikan keanekaragaman hayati dan konservasi karbon dan meningkatkan keamanan air di Lombok dan pulau sekitarnya. Selain itu STC mendukung pengembangan tanur pengering yang ditingkatkan menggunakan teknologi gasifikasi skala kecil.

Pada 2012, STC mendistribusikan lebih dari 1200 ton Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang bersertifikat cangkang kelapa sawit berkelanjutan dan 400 ton cangkang kemiri dari sistem agroforestri yang stabil sebagai bahan baku unit gasifikasi skala kecil ke lebih dari 1050 petani yang mengeringkan produk pertanian. Pada 2015 STC telah mendistribusikan lebih dari 40.000 metrik ton bahan bakar biomassa ke lebih dari 8000 petani

penyandang dana, mitra, dan kolaborator untuk inisiatif ini termasuk: Badan NL Global Belanda Biomassa Global Fund (GSBF), Fauna & Flora International (FFI), PT Export Leaf Indonesia (ELI) (anak perusahaan British American Tobacco (BAT)), dan berbagai produsen skala kecil lokal, pengusaha dan LSM